Hanya Satu,“Hak Untuk Bernafas”

Kasrum Hardin (redaksiaklamasi.org/Andi Muh Ridha R)

redaksiaklamasi.org - Mata melotot, Kulit kering Dan Bertulang belulang itu lah hidup paling menjijikan bagi semesta kehidupan . Tahun Orba hidup serasa tak berharga jangan kan WTP (Wajar tanpa Pengecualian) ada pada waktu itu untuk para pengiat Khazanah Intelektual hanyalah hidup yang tak wajar.

Katanya beberapa hari yang lalu KPK menerkam bagi mereka menjalankan atas nama pemberi Prestasi WTP jikalau benar lantas siapa yang barus dipercaya?.

Buku Mas Pram yang Berjudul Nyanyi Sunyi Seorang Bisu. (redaksiaklamasi.org/Andi Muh Ridha R)

Dulu menulis adalah kewajiban paling terdepan seperti bang pram. Haknya Hanya satu yaitu bernafas kadang pula ia harus menjilat untuk melanjutkan hidupnya atau karya habis terbakar.

Kini hidup penuh dengan kebebasan bahkan pancasila tak mampu berbuat apa-apa kecuali hanya kebanggaan belakang. 

Membaca bebas apatalagi menulis. Masih kah kita jadikan wajib melebihan dari kewajiban ibadah normatif seperti Mas Pram?

Sedikit Isi Buku Buku Mas Pram yang Berjudul Nyanyi Sunyi Seorang Bisu. (redaksiaklamasi.org/Andi Muh Ridha R)

Penulis : Kasrum Hardin (Mahasiswa UIN Alauddin Makassar Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan)
Editor : Andi Muh Ridha R