http://www.redaksiaklamasi.org/2017/06/ramadahan-adalah-bulan-yang-baik-untuk_23.html
Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar, Fhazlur Rahman Maloko (redaksiaklamasi.org/Andi Afri Taqbir)
redaksiaklamasi.org - Ramadhan selalu menjadi inspirasi tersendiri bagi para penunggunya, dsatu sisi Ramadhan juga menjadi bulan pembeda dengan bulan-bulan lain yang kehadirannya sangat dinanti oleh ummat muslim dunia. Khusunya indonesia, kita bisa jumpa beberapa kegiatan walau hanya sifatnya serimonial masyarakat namun hampir utuh terpahmpakn bahkan sudah menjadi tradisi khusus masyarakat sebagai bentuk langkah awal "menjemput" kehadiran bulan yang mulia.  Mulai dari ritual pembacaan ayat ayat suci, melakukan ritual ritual sesuai budaya setempat (baca: kebiasaan atau ritual masyarakat indonesia menjemput Ramadhan) sampai pada bunyi petasan silih berganti, entah relasi bunyi petasan dengan puasa pada konteks edukasinya terletak pada titik yang mana, namun tidak bisa dipungkuri karena ini hampir mengakar dimasyarakat. 

Ramadhan (Puasa) sebagai Jalan menuju Fitrah (Mudik-Spiritual) 

Ramadhan adalah bulan yang berkah, bulang yang dirindukan kehadirannya dan yang terpenting adalah Ramdhan dijadikan sebagai medium untuk mentarbiyyah-melatih diri untuk menuju janji Tuhan yakni nilai taqwa kepada hamba-hamba Nya.  Makanya tak salah jika Ramadhan dijadikan sebagi medium atau cara kita pulang pada fitrah. Ramadhan disamping menjadi kondisi waktu terjadinya sejarah menumental perjalanan kehidupan beragama-Islam yakni laitul qadr malam dimana diturunkannya al-Qur'an yang menjadi pegangan hidup ummat Islam, ia (Ramadhan)  juga sebagi medium ibadah yang baik bagi hamba-hamba Nya dan tentunya ia mengajarkan kita tentang komitmen, bagaimana komotmen kita akan apa saja kebaikan yang kita lakukan. 

Berpuasa adalah salah satu anjuran utama dalam keutamaan Ramadhan "KUTIBA ALAYKUMUSSIYAAM ".  Puasa wajib di bulan Ramadhan adalah sebuah madrasah kehidupan bagi manusia yang dirancang secara komprehensif oleh Allah swt agar setiap pribadi mukminin dapat mengikuti seluruh pelajaran yang ada di dalamnya. Selanjutnya, momentum Ramadhan dapat dijadikan sebagai alat ukur evaluasi terhadap kualitas diri dan pola laku kehidupan pribadi mukminin yang tersimpul dalam taqwa. Dan puasa juga bukan hanua sekedar rutinitas ibadah tahunan semat namun memeiliki kandungan nilai yang sangat kuat yang merefleksi pada dimensi ketuhanan dan kemanusian.

Berpuasa berarti menahan,  menahan bukan hanya sekedar menahan dahaga dan lapar semata tapi juga segala macam bentuk gangguan yang bisa merusak proses "latihan" yang bersifat non fisikal 'KAM MIN SHAIMA LAYSALAHU ILLAL JUU' WAL ATS' (berapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak ada yang didapatnya dari puasa itu kecuali lapar dan dahaga).  Imsak,  adalah pesan yang mengandung makna yang kuat dengan puasa,  karena dialah yang akan menghubungkan kita dengan jalan pulang menuju fitrah. 

Fitrah adalah kodrat manusia pada mulanya yakni keadaan suci, bersih yang kemudian dipahami sebagai refleksi pada kesadaran akan ketuhanan.  Mudik spritual pada posisi ini dipahami sebagai kondisi puncaknya keberadaan manusia pada konteka spritual yakni pencapaian manusia dalam megarungi lautan menuju tepian muttaqien, menjadi pribadi yang bebas-merdeka, pribadi yang meraih kemenangan setelah melewati cobaan, menahan segala macam ego yang mencekam dan bertarung melawan hawa nafsu melalu puasa sebulan penuh dibulan Ramadhan. Dengan demikian relasi fitra dengan ramadhan adalah komitmen keberagamaan kita melalui ritual ibada Ramadhan yang kita lakukan. 

Maka dari itu, melihat penjelasn diatas, tepat kiranya jika puasa adalah sebuah medium yang terencana dan teratur dalam membingkai hambaNYa untuk terus menegakkan komitmen peng-hambaannya dengan merefleksikan kedua dimensi-ketuhanan dan kemanusiaan dalam proses kehidupan kedepannya dengan mengamalkan aman al-Baqara ayat 183 yakni Iman,  puasa dan Taqwa ssbagi medium utama dan universal. 

Ramadahan sebagai Medium Baik untuk Mudik (Pulang-Kultural) 

Ramadhan, disamping menjadi laboratorium dalan melakukan ritual keagamaan, ia juga tak luput dari fungsi yang bernada publik lainnya yakni wisata religi.  Hampir disetiap penjuru dunia yang dihuni oleh kaum muslimin, sudah bisa dipastikan mereka menjadikan Ramadhan sabagi sebuah distenasi wisata yang bertemakan riligiusitas.  Hampir setiap sudut kota dan tempat ibadah ibadah direnov sebaik mungkin untuk memikat para ummat muslim bertandang kerumah Allah tersebut, paling tidak mari kita ambil poin positifnya dari realitas seperti ini. 

Disamping itu, Ramadhan juga memiliki spirit tertenu lainnya bagi ummatnya untuk merayakan atau terlibat didalamnya. Budaya mudik hampir menjadi realitas yang lumrah kita saksikan setiap tahunnya ketika bulang Ramadhan dan menjelang idul fitry, dan laku ini hampir dialami oleh masyarakt muslim Indonesia pada khususnya. Mudik seperti ini juga bisa dikatakan sebagai mudik biologis karena posisi ini hanya berorientas untik memenuhi hasrta, ingin manusiawi semata karena hajat menghilangkan rasa rindu pangkuan orang tua, sanak keluarga dan tentunya kampung halaman tercinta yang mungkin sudah sekian lama tak tersentuh oleh mata kita. 

Namun,  pada posisi yang lain proses mudik biologis ini menjadi kesan yang hedonistik jika hanya dijadikan sebagai medium untuk memamerkan kemewahan, dan ini bisa saja terjadi akan tetapi bukan hal itu yang diharapkan dan semoga tdak ditemukan kondisi-kondisi seperti itu. Namun hal yang perlu diharapkan dibalik proses kultur mudik ini adalah aspek sosiologisnya, yakni memulun talisilaturrahmi dengan sanak keluarga yang mungkin sempat terlepas dan memanfaatkan momentum fitrah ini untuk merajut kembali ikatan itu.

Sejauh manapun engkau berjalan maka jalan yang paling baik adalah jalalan pulang. Maka pulanglah, karena dengan pulang engkau akan tau dari mana engkau berasal. 

Semoga semua kita manjadi pemenang yang sejati melalui amal ibadah Ramadhan kita selama sebulan penuh.

Penulis : Fhazlur Rahman Maloko (Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar)

Editor : Andi Afri Taqbir








0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
REDAKSI AKLAMASI © 2016. All Rights Reserved | Developed by Yusran016
Top