http://www.redaksiaklamasi.org/2017/06/soal-idul-fitri-1-syawal-1438-h-tiga.html
Sumber: MINESNEWS.COM. (redaksiaklamasi.org/Andi Haerur Rijal)
redaksiaklamasi.org – Di Indonesia ada beberapa kelompok tarekat yang selalu berbeda dengan pemerintah dalam menetapkan hari raya keagamaan, seperti Ramadhan dan Idul Fitri. 
Dilansir MINESNEWS.COM menjelaskan bahwa ada beberapa kelompok tarekat yang memiliki metode tersendiri dalam menentukan hilal atau bulan tanggal 1 sebagai titik tolak melaksanakan sejumlah ibadah. Dalam berbagai perayaan keagamaan, umat Islam menggunakan kalender bulan, sebagaimana beberapa agama lain seperti Yahudi, Hindu dll. 

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, sejumlah tarekat tersebut juga melaksanakan puasa dan merayakan Idul Fitri tahun ini berbeda dari pemerintah. 

1. Jemaaah An Nadzir
 
Jemaaah An Nadzir yang identik dengan rambut bercat pirang, melaksanakan shalat Idul Fitri 1438, Sabtu (24/06), atau sehari sebelum pengumuman resmi pemerintah. Mereka melaksanakan shalat Id di Lapangan Desa Mawang, Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 

Mereka setiap tahun menetapkan tanggal 1 Syawal berdasarkan perhitungan bulan dan tanda-tanda alam seperti pasang surut air laut, tidak mengikuti penetapan awal Syawal pemerintah. 

"Sesuai dengan tanda-tanda alam, maka kami menyakini 1 Syawal jatuh pada hari ini, dan tentu kami berlebaran serta melaksanakan shalat Id di lapangan," kata pemimpin jamaah An Nadzir, Ustaz Lukman. 

Sejak subuh, anggota jamaah itu berbondong-bondong menuju lapangan, para lelaki menggunakan jubah pakaian berwarna hitam dengan sorban di kepala. 

Para perempuannya mengenakan pakaian terusan berwarna hitam dengan cadar menutupi wajah, beberapa sambil membawa anaknya yang juga berpakaian serba hitam. 

Di lapangan tempat mereka setiap tahun shalat Id, ada beberapa pohon kurma, yang tumbuh normal tapi tidak berbuah. 

Baca Juga


Lantunan asma Allah dan suara takbir dilantunkan melalui pelantang suara oleh jamaah yang lebih dahulu datang. 

Ustaz Lukman menyampaikan khotbah shalat Id. Usai shalat, jamaah saling berjabat tangan hingga berpelukan satu sama lain, lalu pulang ke perkampungan masing-masing. 

Beberapa di antara mereka pulang menggunakan rakit melewati danau untuk menuju ke rumah yang berada tidak jauh dari lapangan itu. 

Pemerintah bersama organisasi kemasyarakatan Islam menurut rencana akan melaksanakan sidang isbat setelah pemantauan hilal pada Sabtu petang untuk menentukan tanggal 1 Syawal 1438 Hijriah. 

2. Jemaah Tarekat Syattariyah
 
Jemaah Tarekat Syattariyah di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, baru melaksanakan Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1438 Hijriah, Selasa, 27 Juni 2017. 

Jemaah tersebut melakukan Shalat Idul Fitri di sejumlah masjid dan musala terdekat tempat tinggal mereka, salah satunya di Musala Al-Muslimin Desa Tapen, Kecamatan Lembeyan, Magetan. 

Penetapan dan perayaan Idul Fitri pada hari Selasa, 27 Juni tersebut berbeda dengan pemerintah yang sudah menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1438 Hijriah jatuh pada Minggu, 25 Juni 2017. 

Jemaah Tarekat Syattariyah meyakini bahwa pelaksanaan puasa atau Ramadhan harus genap 30 hari. 

"Kami mempunyai keyakinan bahwa bulan puasa atau Ramadhan harus disempurnakan selama 30 hari. Hal tersebut berdasarkan rukyat dan ijtima yang kami yakini," ujar Zarkasih kepada wartawan. 

Sementara itu, tidak hanya jemaah Tarekat Syattariyah di Desa Tapen, Kecamatan Lembeyan, yang merayakan Lebaran lebih lambat. Pengikut Tarekat Syattariyah di kecamatan lain di Magetan juga menggelar shalat Idul Fitri pada hari Selasa tanggal 27 Juni 2017. 

Sesuai data yang ada, pengikut Tarekat Syattariyah di Magetan mencapai sekitar 500 orang. Mereka tersebar di beberapa desa di sejumlah kecamatan. Di antaranya Kecamatan Lembeyan, Parang, Kawedanan, Takeran, dan Nguntoronadi. 

3.  Tarekat Naqsabandiyah
 
Jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Kota Padang, Sumatera Barat melaksanakan ibadah puasa terakhir di bulan Ramadhan 1438 Hijriah pada Jumat (23/06/2017), atau berlebaran pada Sabtu, setelah puasa selama 30 hari. 

Jemaah Naqsabandiyah bertakbiran pada Jumat malam dan shalat Id keesokan hari Sabtu (24/06/2017). 

Jemaah ini menilai perhitungan mereka cukup konsisten dalam menentukan awal Ramadhan dan Syawal. 

Sejak lama tarekatnya menentukan awal bulan qamariyah satu atau dua hari lebih dahulu dari ketetapan pemerintah. 

Jemaah tarekat Naqsabandiyah Sumatera Barat saat ini dipimpin oleh Syafri Malin Mudo, yang memiliki anggota ribuan orang.


Laporan : Andi Haerur Rijal


0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
REDAKSI AKLAMASI © 2016. All Rights Reserved | Developed by Yusran016
Top