http://www.redaksiaklamasi.org/2017/06/kedengkian-dan-jalan-syurga.html
Anggota DPRD Sulsel Fraksi Nasdem serta Alumni Jurusan Peradilan Agama Fak. Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, Arum Spink, S.Hi. (redaksiaklamasi.org/Andi Muh Ridha R)


redaksiaklamasi.org - Dalam sebuah riwayat diceritakan, bahwa Rasulullah SAW sedang berkumpul dengan para sahabat di masjid. Tiba-tiba Rasulullah bersabda:


“akan dating calon penghuni syurga dari arah sana” (sambil menunjuk ke arah pintu bagian kana)”. 


Mendengarkan sabda tersebut para sahabat ramai-ramai mengarahkan pandangan sesuai petunjuk Rasul. Yang datang adalah sahabat dari golongan Anshar yang bernama Abdullah.
Keesokan harinya, Rasul mengulangi lagi ucapanya dan yang datang tetap sahabat yang bernama Abdullah yang masuk ke masjid sambil menenteng sandalnya dengan wajah masih basah karena air wudhu. Ini terjadi sebanyak tiga kali dan sabahat yang dimaksudkan itu adalah tetap Abdullah.

Salah seorang sahabat yang bernama Abdullah Bin Amr Bin Ash, mendatangi rumah sahabat Abdullah tadi. Bahkan untuk menjawab rasa penasarannya tentang amalan apa yang dilakukan sehingga oleh Rasul dianggap sebagai penghuni syurga, Abdullah Bin Amr Bin Ash meminta izin untuk tinggal di rumah Abdullah selama tiga hari dengan harapan, rasa penasarannya bisa terjawab. 

Tiga hari berlalu, akan tetapi Abdullah Bin Amr Bin Ash tidakmenemukan amalan istimewa yang dilakukan Abdullah. Abdullah Bin Amr Bin Ash kemudian memberanikan diri bertanya. 


“Sudah tiga hari saya bermalam di rumahmu saudrakau. Kulakukan ini agar saya bias mengikutiamalanmu supaya sayajuga bisa digolongkan penghuni syurga. Selama itu, saya tidak menemukan amalan istimewa yang kau lakukan.Tolonglah saya, apa yang kau lakukan sehingga Rasulullah menjaminmu masuk surga?” 


Sahabat Abdullah menjawab,  


“ Selama saya berislam, tidak pernah muncul rasa dengki dan iri hati dalam hatiku.”

Dengki dan iri hati termasuk salah satu pintu masuknya setan ke dalam diri kita. Kita dengki dan iri apabila ada saudara kita bisa mencapai keinginannya, sementara kita tidak. Lalukarena kita bersaing, muncullah sifat dendam kepada orang lain yang bertarung dengan kita.

Suatu waktu, Iblis berkata kepada Nabi Nuh,  

“Ada lima hal yang dengan kelimanya aku membinasakan manusia. Akan keberitahukan yang tiga dan kusembunyikan yang dua. Allah mewahyukan kepada Nabi Nuh: “Katakan‘ Aku tidak membutuhkan yang tang tiga. Aku membutuhkan yang dua’.” Maka Nuh bertanya “Apa yang dua itu?” Iblis menjawab, “Dua hal yang membinasakan manusia itu adalah keinginan yang sangat dan kedengkian. Karena kedengkian inilah aku dilaknat sehingga menjadi terkutuk. Dan keinginan yang sangat pulalah Adam dan Hawa tergoda mengikuti keinginannya.”

Kedengkian adalah penghalang surga, pembukanya adalah menghilangkannya dari diri. Kalau mau masuk surga, bersihkan penyakit dengki dari dalam diri. Sementara keinginan yang sangat adalah belenggu hati, akan mendera siapa saja yang tidak mampu meletakkan nafsu di genggamanya. Seseorang yang memahami bahwa setiap manusia telah ditentukan rezkinya diyakini bisa menghindar dari penyakit ini. Selanjutnya, Orang bijak berkata,  

“Kalau mau menikmati hidup, merdekakan dirimu dari keinginan-keinginan yang sangat ”.
Jangan mengaku berpuasa jika kita masih berteman dengan kedengkian. Apalagi mengaku bertaqwa. 

Wallahu A’lam

Penulis : Arum Spink, S. Hi (Anggota DPRD Sulsel Fraksi Nasdem serta Alumni Jurusan Peradilan Agama Fak. Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar)
Editor : Andi Muh Ridha R


0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
REDAKSI AKLAMASI © 2016. All Rights Reserved | Developed by Yusran016
Top