Mustakim. (redaksiaklamasi.org/Harfansa Putera Pratama) |
redaksiaklmasi.org - Musavi Khomeini
Yang saya tau dari nama di atas adalah dia adalah pemimpin revolusi islam Iran yang pertama. Tapi ini bukan suatu revolusi yang bisa kita banggakan. Karena lewat khotbah-khotbahnya dalam mendiskreditkan Al-Qur'an, dia telah melakukan tindakan yang tidak wajar hingga peperangan terjadi antara Irak dan Iran. Dan banyak sekali nyawa-nyawa yang melayang percuma dari perang itu.
Habib Rizieq
Kalau yang ini nama lengkapnya saya tidak tau. Bukan karena saya tidak update informasi. Tapi lebih karena saya tidak peduli. Rekam jejaknya sependek pengetahuan saya hanyalah direktur dari FPI. Revolusinya mendorong massa untuk mempidanakan penista agama dengan cara yang sangat rasis dalam sejarah perpolitikan Indonesia.
Teriakannya menggema di atas panggung orator untuk menghina, mencaci, menghardik, dan mengumpat sang penista agama yang hanya melafalkan "jangan mau ditipu dengan ayat Al-Qur'an". Berhasil menggalang massa jutaan sampai ingin tampil di depan kantor "TWITTER" untuk mengumpat di depan kantor kafir yang telah menghilangkan namanya dalam media sosial tersebut. Menolak kafir tapi menggunakan fasilitas kafir.
Sebuah ironi yang cukup lucu untuk sekedar membuat kita tertawa. Dan kabar terakhir dari "beliau" adalah dia kini menjadi buronan polisi dan negara. Bukan karena dia adalah seorang revolusioner yang mengancam suatu negara seperti yang dialami oleh Khomeini.
Tapi karena sebuah chat di media sosial yang diciptakan oleh "kafir" yang berbau konten fornografi. Entah ini opini atau fakta saya belum tahu dan saya sangat ingin tahu kelanjutan dari kasus ini. Namun karena "beliau" sedang berwisata ke Negara dimana "beliau" merasa adalah penduduk sesungguhnya, maka penyelidikan tentang kasusnya tidak dapat diproses dan samapi sekarang "beliau" mendapat gelar buronan.
Yang saya harapkan hanya sedikit saja. Semoga ketika "beliau" pulang ke tanah airnya, beliau bisa mandapatkan apa yang sangat "beliau" dambakan. Jangan sampai kita semua mendapatkan azab hanya gara-gara kita mengecewakan sang Habib.
Terlebih karena kita sedang dalam suasana bulan suci ramadhan, saya ingin sekali mengucapakan "MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN" wahai sang Habib. Semoga kita semua bisa mendapatkan hidayah dan ampunan dari Allah SWT.
Penulis: Mustakim (Mahasiswa UIN Alauddin
Makassar)
Editor: Harfansa Putera Pratama
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar