Sakib Machmud. (redaksiaklamasi.org/Ilham Khalif)


redaksiaklamasi.org - Ayat dua surah Al-Fatihah kemudian menyatakan:

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. 

Pada uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa sebutan yang mula-mula digunakan Al-Quran untuk Tuhan adalah Rabb. Perkataan ini mempunyai banyak sekali makna, yaitu Pembina, Pemelihara, Penjaga, Pengatur, Pendidik, dan segala hal yang baik terhadap makhluk. Jelas sekali bahwa Allah menurut Al-Quran bukanlah deus otiosus – Tuhan yang pensiun, yang tidak peduli lagi kepada ciptaan-ciptaan-Nya setelah menjadi makhluk. Ayat 255 surat Al-Baqarah yang dikenal sebagai “Ayat Kursi” menyatakan secara rinci apa yang dilakukan Allah terhadap makhluk-makhlukNya. Bertolak dari ayat tersebut kita menghayati kebaikan-kebaikan Allah ketika menurunkan air dari langit, lalu menjadikan air itu meresap ke dalam tanah, megalirkannya ke berbagai tempat untuk dimanfaatkan oleh tumbuh-tumbuhan, hewan serta manusia. Kemudian tanaman yang dialiri air tumbuh membesar, menghasilkan bunga-bungaan dan buah-buahan. Dari pepohonan orang memperoleh bahan makanan, dan bagian-bagian lainnya merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. 

Demikian pula dengan ciptaan Allah yang lain yaitu hewan yang terdiri atas jutaan species. Allah telah menyeimbangkan bentuk-bentuk anggota tubuh hewan menurut fungsinya masing-masing. Demikian pula sifat anggota tubuh itu dan letaknya. Allah telah menyesuaikan bentuk gigi, usus sampai dengan saluran pembuangan sehingga cocok dan serasi dengan sifat makanan yang masuk ke dalam tubuh; sistem pencernaan hewan pemakan buah berbeda dengan hewan pemangsa daging. Allah menganugerahi makhluk-makhluk hidup itu rizki masing-masing, dengan cara yang selaras sekali. Atas kekuasaan-Nya cicak yang hanya mampu melata di dinding dapat memakan nyamuk yang terbang. Atas kehendak-Nya pula beberapa jenis binatang darat adalah pemakan ikan yang hidup di air, dan sebaliknya ada hewan air yang menjadi pemangsa binatang darat. 

Manusia sebagai pemakan segala jenis, diberi sistem pencernaan makanan yang lebih canggih dari hewan-hewan yang kita sebut tadi. Bahkan Allah mengaruniai manusia kemampuan akal yang dapat mengolah makanan-makanannya sehingga lerbih memenuhi selera dan lebih sesuai untuk dicerna. Manusia dapat menjadikan daging yang keras menjadi empuk, bahkan tulang-tulang ayampun dapat menjadi lunak, dan duri-duri ikan dapat disingkarkan terlebih dahulu sebelum dagingnya dimakan. Manusia mengusahakan apa yang dikonsumsinya tidak hanya dengan tenaga tetapi menggunakan alat-alat yang dibuatnya. Orang membuat jala sehingga sekali tebar puluhan ikan dapat ditangkapnya. Orang membuat senjata untuk berburu binatang ternak, aneka jenis burung, dan sebagainya. Mengapa manusia dianugerahi kemampuan sebesar itu? Karena dia hendak diuji, apakah karunia-karunia yang diterimanya disyukuri atau dikufurinya. Apakah dia mampu membatasi diri sehingga kemampuan-kemampuan yang dipegangnya itu tidak menjadikan dirinya sombong dan serakah, atau sebaliknya, menjadi amat congkak dan merasa diri berhak melakukan apa saja yang diinginkannya. 

Karena Allah adalah Pemelihara dan Pengatur ‘alamin – alam yang banyak: alam lahir maupun alam batin, alam dunia maupun alam akhirat, alam manusia, jin, malaikat, maka orang yang beriman mengungkapkan perasaan hatinya dengan kalimat hamdalah: الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Orang beriman diajurkan untuk sesering mungkin mengucapkan kalimat pujian ini: ketika bangun tidur, ketika menyelesaikan suatu pekerjaan, ketika memperoleh rizki maupun kesenangan lain, bahkan ketika mengawali do’a. Dengan ucapan kalimat hamdalah orang semakin menyadari bahwa yang pantas dan yang berhak dipuji hanyalah Allah; maka dia tidak akan mencari-cari pujian sesama manusia, karena memang bukan haknya. Kalau dia menjadi pintar, kaya, berpangkat tinggi, kreatif, sukses, semua itu adalah Kehendak Allah. Dia tidak akan menghasilkan sesuatu apapun tanpa ijin dan pertolongan Allah.


Penulis: Penulis: Sakib Machmud (Salah Seorang Penggagas Nilai-nilai Dasar Perjuangan HMI)

Editor : Ilham Khalif


0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
REDAKSI AKLAMASI © 2016. All Rights Reserved | Developed by Yusran016
Top