Kasrum Hardin. (redaksiaklamasi.org/Andi Afri Taqbir)


redaksikalamasi.org - 1 Juni 1945 untuk pertama kalinya pancasila terumus dari Anak bangsa yaitu Sang Revolusi Yang belum selesai -Soekarno- dengan berapi-api ia menyampaikan dasar negara yang kita peringati Kelahiranya Kemarin Kamis 1Juni 2017 . Sebagai suatu Bangsa yang baru saja terlepas dari dekupan kolinialis dan Imprealis.
Sebagai konsep, Ideologi, Pandangan Dunia dan Asas Pancasila begitu kompleks dalam kerangka logis kehidupan bangsa dan berNegara. Ketika kita Bicara tentang Pancasila tentu tidak bisa kita lepas dari Atas Nama bangsa itu Soekarno oleh sebabnya segala konsekuwensi logis maupun interprestasi harus dikembalikan pada penkonsepsi awalnya . Selain dari menghidari kecelakaan berfikir tentang juga jangan sampai terjadi kecacatan Secara Epistemologi. 

Pasang surut perjalanan pancasila ternyata tak secantik Tanah air dan pulaunya ketidakselarasan tersebut mengindikasikan ada ketidakberasan kita sebagai anak bangsa dalam menginterprestasikanya dan mengurus negara ini yang sesuai cita-cita sucinya Ataukah kita hanya 'Kepalsuan dalam MenCintainya'. 

Hari kelahiranya begitu memenuhi beranda Sosmed seakan - akan pancasila sudah Sempurna sehingga subtantif tidak lagi terperhatikan namun sebagai kencintaan sebagai simbolik patut untuk di hargai tetapi ketika tak sesuai antara pikiran dan realitanya Apakah masih bisa Dibanggakan ?

Kronis. sejak kelahiranya pertama kali Pancasila Harus dihadapkan dengan Majelis Konstituante 1956 - 1959 namun ia keluar sebagai pemenang dengan Dekrit Presiden Soekarno secara konsepsi kesaktiaanya telah terbukti. Pada akhir Orde lama ia lagi-lagi dihadapkan 'Kediktatoran' yang terbungkus dalam Demokrasi Terpimpin kemudian untuk kesekian kalinya diberadapan dengan Orde baru namun lagi-lagi ia mampu menang karna Gerakan Mahasiswa dan Ahli Konseptor . Sebagai sebuah Satu Idea Pancasila telah teruji di Ring tantangan . Kini Pancasila Berumur kurang lebih 71 Tahun namun sayap2nya(Sila) bagaikan momok yang begitu sangat kerinduan . Isu nasional maupun internasional seakan akan menguji lagi kesaktianya. 

Utamanya Sila Persatuan Indonesia. Kita seakan dihadapkan dengan Politik SARA dan ketika ketuna Nalar untuk menghadapinya tentunya Goyah di tambah lagi Terorisme seperti misalnya di kampung melayu akan menjadi momok menakutkan tapi sebagai bangsa dan negara indonesia tetap terEksistenai dengan Asas Ideologi Pancasila sekalipun terlalu lama kita berPura-pura mencintai pancasila itu terbukti dengan OTT KPK terhadap Oknum pengawai BPK beberapa hari yang lalu dan Korupsi E-KTP dikalangan yang mengaku wakil rakyat. Merdeka!!!

Penulis: Kasrum Hardin (Mahasiswa Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan UIN Alaudddin Makassar)
Editor : Andi Afri Taqbir

0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
REDAKSI AKLAMASI © 2016. All Rights Reserved | Developed by Yusran016
Top