redaksiaklamasi.org
–
Oleh : Muhammad Aswin
(Koordinator Departemen
Lingkungan Hidup Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Syariah dan Hukum UIN
Alauddin Makassar Cabang Gowa Raya)
Ibuku cerita ke tetangga. Katanya anaknya
sudah jadi mahasiswa di kota. Kata ibuku,mahasiswa itu cerdas,mahasiswa itu
berwawasan luas dan mampu merubah kehidupan ke arah yang lebih baik. Saat aku
pulang ke kampung ibu menyambutku dengan wajah semangat dan bangga. Ayahku
menepuk pundakku dan bilang,bagaimana kuliahmu. Aku duduk di depan Ayah ibuku, ku
ceritakanlah kalau aku tak sehebat seperti yang di pikirkannya.
Bu, bagaimana anakmu ini mau cerdas di
kampusku Bu, pas hari pertama ku kenal yang namanya kampus. Orang yang di sebut
dosen oleh seniorku itu bilang ke kami,
“Jangan berorganisasi di semester satu
sampai dengan tiga, Jangan ikuti seniormu, disiplin dan masih banyak yang dia
bilan, kebanyakan larangan Bu, kampus itu penjara atau apa Bu? Kenapa
kemerdekaanku di rampas semua ? Karna takut sama orang yang namanya dosen".
Kata seniorku, mereka penguasa di kampus
makanya. Saya selalu ingat kata-kata mereka di masa perkenalan mahasiswa baru
waktu itu. Pertengahan semester satu saya mulai resah akan kondisiku. Kadang
saya menunggu dosen sampai habis jam mata kuliahnya, tetapi dia tak kunjung
datang Bu. Kalau benar ia masuk, ia tidak mengajar tapi pengalamannya paling
utama dia ceritakan, serta kehebatan-kehebatannya.
Sampai minggu MID Semester, riwayat
hidupnya pun tuntas dia cerita. Sampai ketika mungkin ingin di jadikan buku,
mungkin akan mencapai berjuta-juta terbitan di catalog-katalog buku tentang
kisah hidup.
Aku terkagum mendengar tapi akankah kisah
dosenku ku ceritakan sama adik-adiku nanti? Akankah kisah itu ku ceritakan
untuk ibu dan ayah? Saya beranikan diri masuk organisasi bu dan langgar
larangan mereka.
Ternyata Bu, mereka melarang masuk
organisasi karena yang mereka ceritakan di kelas itu tak sesuai dengan
kenyataan dan terlalu banyak penyimpangan di dunia baruku ini (kampus) Bu.
Saya mulai bergelut di dunia yang namanya
organisasi dan mengikut ke seniorku, semua larangan yang di sampaikan di
penyambutan mahasiswa baru waktu itu telah ku langgar. Saya di iming-imingi
janji Bu. Katanya mau mencerdaskan tapi nyatanya.??
“Lihat pengangguran di luar sana Bu, Coba
ibu tanya kisah dosennya, pasti dia tahu.”
Saya tak mau seperti itu. Saya mau cerdas
seperti yang Ibu bilang. Saya mahasiswa Bu tapi kampus tak mampu menjadikanku
sebagai orang yang mampu mempertanggung jawabkan gelar itu. Izinkan anakmu
cerdas Bu, Jangan seperti mereka yang selalu melarang dan tak memberikan
solusi. Liat sumber daya manusia di negeri kita, Mereka tak terpakai,itu karna
ulah mereka Bu.
Kampus tak mampu untuk mencetak generasi
yang mampu bersaing.
Hemat saya, “Mari berorganisai” di Himpunan
Mahasiswa Islam untuk memperbaiki bangsa ini.
Editor
: Andi Haerur Rijal
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar