Suasana Dialog Publik PPI-SULSEL. Dok. Rhaiz Rahman Cicero |
redaksiaklmasi.org - Poros Pemuda Indonesia Sulawesi Selatan (PPI SULSEL) menggelar Dialog Publik di Warkop Pa'de La Daeng (Depan Lembaga Pemasyarakatan Alauddin), Makassar, Senin (30/1/2017).
Dialog publik dengan tema “Memaknai Nilai Budaya dan Kearifan Lokal Sebagai Upaya Mengeliminir Konflik Sosial di Masyarakat”. dengan narasumber yang diundang.
Narasumber yang dihadirkan berasal dari beberapa kalangan diantaranya, Kanda Asmin Amin (Budayawan), Kombes Endi Sutendi (Kapolrestabes Makassar), Anis Kurniawan (Penulis), Ilham A Gazaling (Kadis Sosial Prov Sulsel) serta Hidayat Nahwi Rasul (Pengamat Sosial), 6.Andi JimmyRustam (Aktivis/Ketua Terpilih HMI Cabang Gowa Raya)
Sebagai Narasumber, Asmin
Amin (Budayawan), menyatakan dalam dialog tersebut
bahw a kalau dibudaya kita ada sistem legislasi bate salapang ri gowa dll. Maka dari itu kita jadi kita jauh lebih
demokrasi, dari seluruh suku bangsa yg ada di Indonesia tapi sayangnya kita tak
mengambil itu sebagai akar dari segala kehidupan kita.
“Kalau dibudaya kita tdk ada, karena ada tetap sistem
legislasi bate salapang ri gowa dll
jadi kita jauh lebih demokrasi dari seluruh suku bangsa yg ada di indonesia
tapi sayangnya kita tak mengambil itu sebagai akar dari segala kehidupan kita ,
akal sosial kita akar budaya kita dll.” kata Asmin Amin (Budayawan).
“Jadi saya mewasiatkan kembali seperti dulu aktivis kalau
diskusi maka diskusilah sama aktivis juga, diskusi sama budayawan, jangan
berdiskusi sama politisi karena politisi mungkin dia banyak membunuh rakyat.
Maka dari itu jikalau membuka diskusi seperti ini maka anda belaja bagaimana
mebunuh rakyat itu presepsi saja.” Tambahnya.
Selain itu, narasumber yang
lainya dalam hal ini Anis Kurniawan (Penulis), beranggapan
bahwa kita sebetulnya punya modal kuat untuk menjadi sebuah bangsa yang besar
dengan derajat dan demokrasi yang berkualitas.Suasana Dialog Publik PPI SUL-SEL. Dok. Iwan Mazkrib |
“Pertama, kita lupa bahwa kita punya akar sejarah tentang
tumanurung yang menggambarkan bagaimana pemimpinan yang sangat inpersonal tidak
ada hubungannya dengan siapa-siapa. Kedua, perlu mewujudkan pemuda dengan
gagasan baru bagaimana politisi membaca satra dan orang sastra juga penting belajar politik dan
karakter itu saya salut sekali karena mengakumulasi dua sumber daya sekaligus
dalam dirinya. Ketiga, dunia ini gak akan tenang kalau politisi gak tidur.
Yakob Sumaharjo sudah mengingatkan bahwa politisi itu memang seperti tikus yang
selalu menggrogoti kita dan yang bukan politisi itu adalah manusia dan apa itu
tikus dan apa itu manusia, kata Sumaharjo hanya manusia tikuslah yang bisa menjawabnya” Ujar Anis Kurniawan (Penulis).
Sementara itu Kombes Endi Sutendi/Yang mewakili
(Kapolrestabes Makassar) mengatakan bahwa
benar kita sekarang sedang diadu domba.
“Benar kita sekarang sedang diadu domba, dilevel elit
contohnya dengan nyatanya instrument isu korupsi/OTT. Pertanyaanya kok OTT saja
yang dipersoalkan?, kemudian, Di level bawah itu intoleransi dikembangkan,
seperti bendera merah putih bertuliskan laa ilaaha illallah itu dianggap makar,
bertuliskan metalica disebut makar dll. Jadi isu ini membuat kita di adu domba
dan yang hanya bisa melerai ini ialah negarawan. Persoalannya kita tak lagi
punya negarawan.” Lugas Kombes Endi Sutendi/Yang mewakili (Kapolrestabes
Makassar).
Andi Jimmy Rusman
(Aktivis/Ketua Terpilih HMI Cabang Gowa Raya) pun berharap
kemudian kembali berkarya dan mengaktifkan nilai-nilai budaya dengan kesopanan.
“Jangan letih dan lesu untuk berkarya kepada Bangsa dan
Negara kita dengan mengedepankan nilai budaya dan kearifan lokal, mengatifkan
kembali nilai-nilai budaya dingin kesopanan
seperti menghormati sesama manusia, saling menghargai dan saling
menyayangi, mempererat tali silaturrahmi sesama manusia, bekerja sama dan
bersinergi antara untuk membicarakan bagaimana sejarah lampau tentang
nilai-nilai bangsa atau nilai-nilai kebudayaan yang ada” Ungkapnya.
“Kepada kawan-kawan sekalian dan pemuda khususnya kader HMI Gowa
raya mari berfikir secara ISIS, tetapi harus kita pahami secara gamblang dan
kritis bahwa ISIS adalah Ingin Selamat Ingat Sholat. Yakin Usaha Sampai”. Tegasnya.
Suasana Seusai Dialog Publik. Dok. SIMPOSIUM SUL-SEL |
Reported:
Muh Taqwin Tahir
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar