redaksiaklamasi.org - Oleh: Dwi Rezki Hardianto 
(Menteri Sosial dan Politik BEM FBS UNM Periode 2016-2017)

Indonesia merupakan negara majemuk yang menjunjung tinggi sifat tolerasi beragama, berideologi dan berbudaya yang berbasis lokalitas. Tak dapat di pungkiri bahwa Indonesia dalam lingkup kontemporernya sedang berada pada liang kehancurannya sendiri. Kehancuran yang dialami Indonesia tidak terlepas dari terpecahnya ummat dari segi ideologisnya. Tak ada lagi sifat toleran antara ummat dalam mengutuhkan Negara ini, justru sifat egosentrisme dari berbagai kalangan ummat yang lebih di dominankan.

Adanya beberapa isu seperti halnya kemunculan atau kebangkitan PKI merupakan sebuah strategi politik birokrasi dalam hal untuk memecah belah kalangan ummat di Negara ini. Padahal dalam sejarahnya PKI merupakan Partai yang benar-benar menjunjung tinggi asas kemanusiaan dan bukan asas dominasi individu atau kelompok. Isu PKI hanya di jadikan alat propaganda dalam memunculkan hiruk pikuk masa lalu tragis yang notabenenya jauh dari sebuah kebenaran (Sejarah yang palsu). Bentuk kejauhan itu terbongkar dalam buku Pramoedya Ananta Toer (Pemikir Realisme Sosialis) dan Buku Wijaya Herlambang (Kekerasan Budaya Pasca 1965).

Kesengajaan ini merupakan strategi politik poliarchy dalam mewujudkan sebuah demokrasi ilusi yang notabenenya jauh dari konsep kemanusiaan. Jika hal ini terjadi maka bersedialah negara ini menjadi negara yang lebih fasis dari sebelumnya.

Adakah kepentingan Media dalam keberlansungan Politik kotor ini?

Jelas bahwa media dalam kajian filosofisnya merupakan alat untuk melakukan kerja-kerja propaganda untuk menyebarkan sebuah kebenaran yang bersifat investigatif dan aktual. Namun dalam realitasnya media di indonesia hanya menjadi alat untuk menyebarkan wacana-wacana yang jauh dari kebenaran. 

Seperti wacana PKI yang pada awalnya di nilai sebagai paham yang anti terhadap spritualisme padahal sekali lagi dalam sejarahnya PKI di Indonesia merupakan partai yang berasal dari Sarekat Islam dan lebih menyebarkan paham sosialisme Islam (peri-keutamaan dan peri-kemanusiaan) lewat basis buruh dan tani, tidak terlepas dari itu PKI juga memiliki konstribusi besar dalam kemerdekaan Indonesia. 

Namun hari ini PKI pertama, hanya di jadikan alat untuk melanggengkan politik birokrasi yang akan merujuk kepada kehancuran spiritualitas Ummat. 

Kedua, PKI hanya di jadikan sebagai alat untuk menghancurkan kemajemukan Negara ini. 

Ketiga, PKI hanya di jadikan alat untuk melanggengkan kerjasama dengan negara komunis (Cina) dan liberal (Amerika) yang notabenenya jauh dari asas kemanusiaan karena di dua negara ini sudah sepenuhnya menjadi negara kapitalisme.

Maka dari itu media sengaja mempropagandakan Isu ini untuk kehancuran dalam lingkup kemajemukan Negara ini, sehingga ummat akan berperang demi kepentingan birokrat yang kotor. Jika ini terjadi maka janganlah pernah mengharapkan sebuah Negara yang damai dari kemiskinan, kerusakan, keretakan dan penghisapan.

Salah satu usaha solutif untuk menjaga keutuhan negara ini adalah pandangan Pluralitas atas ideologi, budaya dan agama yang berbeda-beda. Selain itu cobalah melakukan kajian wacan kritis untuk bisa memahami lebih mendalam bahwa ternyata media telah melakukan permainan propaganda untuk melanggengkan politik kotor birokrasi.

Referensi :

1.Chris Barker, Cultural Studies teori dan praktik, thn 2000
2. Hamid Mowlana, Masyarakat Madani, Konsep sejarah dan agenda politik, 2010
3.H.O.S Tjokrominoto, Islam dan sosialisme, 2010
4. Pramoedya Ananta Toer, Januari 2011
5. Wijawa Herlambang, Kekerasan Budaya pasca 1965.


Editor: redaksiaklamasi.org

0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
REDAKSI AKLAMASI © 2016. All Rights Reserved | Developed by Yusran016
Top