redaksiaklamasi.org -
Oleh : Hidayat Abdul Gofur Hanna
(Mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum UIN Alauddin Makassar dan Kader Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Cabang Gowa Raya)
Di seberang jalan itu aku melihat pemuda dengan eskpresi wajah yang lusuh dan tak bersemangat untuk melintasi jalan itu, akupun hendak menghampirinya, begitu canggung pada saat aku mencoba membuka komunikasi dengan nya. Pemuda ini mengacuhkan ku disaat beberapa pertanyaan ku yang tertuju padanya. Tak sedikitpun dia memperhatikanku. Tapi, pada saat aku bertanya soal “cinta” iya dengan cepat berbalik dengan wajah yang sinis dan begitu ber amarah, seakan ada hal yang begitu berat telah di alaminya.
Akupun memulai bertanya kembali, walaupun aku ragu akan hal ini.
Kenapa saudaraku, apakah ada hal yang membuatmu sontak kaget dengan kata cinta.?
Kau,
iya kau! Jangan berbicara soal cinta denganku, hal itu hanya membuatmu
sakit nantinya. Kenapa bisa.? Oke. aku akan ceritakan kisah ku kepadamu.
Sore
itupun aku dengan pemuda ini bergegas mencari tempat untuk bercerita,
dan kami pun tiba di pinggiran jalan tempat para pemuda biasanya
melepaskan cerita” tentang dirinya atau kenangan.
Kami
pun memesan kopi hitam dan sebungkus rokok. iya pun mengambil sebatang
rokok dan memetik korek apinya, dengan menghembus kan satu tarikan dan
iya mulai bercerita.
ada
seorang wanita yang begitu cantik dan manis di setiap senyumnya. kami
bertemu dalam satu kegiatan organisasi kemahasiswaan, satu bulannya kami
sering bertemu. Walaupun hanya bertatapan wajah dan hal itu aku sangat
menyukainya.
Sepulang
dari kegiatan itu, aku pun Memberanikan diri untuk mendekatinya. Enam
bulan lamanya aku dekati gadis manis ini yang biasanya anak muda
sekarang bilang “pdkt”. Aku membuktikan keseriusanku kepadanya, begitu
banyak hal yang terjadi selama pendekatan itu. Dan akhirnya kami pun
menyekapati untuk berpacaran.
Tapi,
entah kenapa hubungan kami tak seindah yang saya kira, penuh dengan
cekcok, saling menyalahkan dan selalu terselip masa lalu yang seolah -
olah itu adalah penyakit yang selalu menghantui. Aku bingung dengan
gadis manis ini, begitu banyak hal yang absurd pada dirinya. aku mencoba
menerima tapi hal itu sangat sulit bagiku.
Aku
tahu, dia masih ingin kembali ke masa lalunya, tapi Gadisku ini takut
akan pandangan orang-orang ketika kembali dengan masa lalunya. Ada
seorang laki” yang sampai saat ini masih terus” menghubunginya dan
iyapun masih meladeni hal itu.
Sempat aku mendapatinya, tapi malah
mengelak. Bukan aku melarangnya untuk bersilaturahmi, tapi untuk apa
seorang yg sudah di kategorikan mantan kekasih mengajak kekasihmu untuk
ke rumah dan hal itupun di iyakan oleh Gadisku.
Aku
cemburu. wajar jika aku cemburu dan berpikiran yang tidak”. Menerima
alasan darinya tak bisa aku mempercayainya. Hari demi hari pun kami
sering cekcok dengan hal-hal yang kecil dan itu membuat hatiku terluka, tak
seperti apa yang ku harapkan ketika akan berhubungan dengan nya.
Sifat
feminimku pun memuncak dan meneteskan air mata, menandai begitu terluka
hati ini. seperti benih” yang kutanamkan setiap harinya adalah luka.
Akupun
berfikir akan meninggalkannya, walaupun ku tau begitu besar cinta dan
rasa sayangku kepadanya. Tapi untuk apa jika rasa itu hanya membuatku
terpenjara dan menyisahkan luka.
Tak terasa sudah malam. Lantas hubunganmu dengannya sekarang seperti apa.?
Hari ini, kami masih bersama. Aku hanya menunggu moment dimana akan mengakhiri kisah ini.
Aku hanya menginginkan dia bahagia tanpa aku, mungkin ada yang lebih layak untuk bersamanya tapi itu bukan aku.
Aku baru sadar ternyata Cinta dan Kasih sayang tak harus memiliki !
Selamat tinggal Gadisku !
05, November 2016
Editor : Nur Aisyah Ramadhani
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar