redaksiaklamasi.orgOleh Mr. FSH
 
SEJARAH DUNIA : adalah sejarah yang dipenuhi oleh berbagai tontonan kekerasan, kebrutalan, penjarahan, tawuran, penyiksaan, kekejaman, mutilasi, sadisme, genocide, homicide, penculikan, penghilangan paksa, yang telah menciptakan iklim ketakutan, horor, dan trauma pada tingkat psikis, derita sosial, dan rasa tidak aman pada tingkat sosial dan ketidakamanan ontologis pada tingkat eksistensial”

Tiap menatap layar TV, Berita di layar gadget, ataupun sekali-kali surat kabar yang mudah-mudahan tak berpihak (anggap saja aku sangsi). Ataupun mata ini mesra melirik ke sana, tiap itu pula melihat secarik ataupun lebih, berita yang menyoal “Kekerasan”, “Criminal” ataupun pembahasan “kafir-mengkafirkan”.  Eh kadang juga soal Bapak JOKOWOW (Nama disamarkan supaya tak dikriminalisasi, takut Boss!!). yang menurut beberapa pemberitaan masa pemerintahannya penuh dengan kekacauan. (tak usah terlalu panjang membahasnya takutnya tulisan ini pula akan terlalu panjang membahas si bapak, padahal bukan soal dia substansi tulisan ini) 

Mari sedikit mengingat rentetan kejadian beberapa waktu yang lalu yang menyangkut dan menyoal tentang kriminalitas :

-        10 january 2017 adik kecil bernama Kasia mamangsa di perkosa dan dibunuh di kota sorong. Ibu mentri social atas nama Khofifah Indar Parawansa angkat bicara, katanya pelaku harus di hukum mati, biar jera, biar predator macam itu dan predator lainnya dikasi efek jera. (Ini naluri seorang ibu ketimbang naluri seorang mentri) Bu mentri memang harus benar, soalnya dia perempuan, dan erempuan memang harus selalu benar. yang semangat bu mentri jangan sampe di reshuffle, ehh…

-         11 january 2017 seorang taruna disiksa sama kakanda terhormat yang dikampusku biasa disebut senior. Sampai ia tak lagi menghembuskan nafas lewat hidung dan katanya denyut nadinya berhenti. Kesimpulan terakhir menurut orang normal  katanya malaikat yang jobdesc-nya tukang ambil nyawa mengambil nyawanya dikarenakan ia sudah memenuhi syarat untk mati.

-         13 january 2017 nasib seorang calon hafiz harus berakhir di tangan teman sekelasnya karena dianiaya. Katanya karena persoalan dendam. Katanya juga dalam beberapa saksi dan sumber yang dimintai keterangan pengasuh pondok pesantren korban. Dimas Khilmi tak dipukuli, melainkan jatuh, tak sadarkan diri, lalu mati. Dan datanglah malaikat pencabut nyawa karena dia jatuh dan bisa langsung di-MATIKAN. Lantaran jatuh. 

-         16 January 2017 yang sedikit menggelitik, dan sangat disayangkan seorang suami bernama semue lamping yang berjanji akan menjaga istrinya lewat ikatan suci dan sah menurut agama serta pandangan negara malah menebas istrinya lantaran lupa mengambil minyak gosok, kejadian ini di toraja. Malaikat pencabut nyawa pastinya kaget juga liat alasan ini, soalnya alasannya gak keren-keren amat, MINYAK GOSOK!!! Serendah itukah saya harus mencabut nyawa seorang istri sekaligus ibu karena MINYAK GOSOK ? AH…. Manusia Ada-ada saja alasannya untuk membunuh.

-         17 january 2017. Pasangan lesbi menculik seorang laki-laki dan menyiksa nya. (tolong jangan perempuan saja yang punya lembaga perlindungan, laki-laki juga perlu, terutama yang masih jomblo, mereka butuh sandaran pak.) kasian ridwan. Sebagai korban, apalagi posisinya sebagai laki-laki yang teraniaya oleh kelakuan 2 perempuan yang menyiksanya. Yang sabar ridwan, perempuan itu kadang kayak kunci jawaban, selalu saja benar.

-         19 january 2017. Perempuan  cantik bernama rafika hasanuddin harus mengakhiri hidupnya ditangan seorang satpam komplek rumahnya. Menurut keterangan si pelaku, ia hendak mengambil HP. Ketahuan oleh rafika, langsung dibunuh si rafikanya. Hebatnya saleh juga yang melaporkan kejadian ini pada warga sekitar. Saleh, kamu salah scenario kawan. Semoga kamu sadar bahwa kita masih bisa hidup tanpa HP dan tak perlu membunuh karena HP. 

Cukup sampai disitu saja, saya sendiri yang menulis sebenarnya capek mengingat-ingat kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini. Kalo mau menulis semua kisah soal kekerasan, penculikan, pemerkosaan dan pembunuhan. Bisa jadi keyboard tempatku mengetik akan lepas dari tempatnya. Dikarenakan SUDAH TERLALU BANYAK. Berita yang menyoal tentang tema besar criminal.

“Setiap orang menemukan dirinya dalam kesendirian menjelang  kematian, disebabkan kematian kini tak lebih dari nilai tukar” Jean Baudrillard. Potret bangsa kita masa kini (world picture),adalah sebuah potret bangsa yang dipenuhi oleh citra-citra kekerasan, baik pada tingkat realitas, maupun pada tingkat ontologi citraan (media).
Sementara kekerasan menebar pesona lewat aksi yang terus-menerus hadir di tiap pemberitaan, bangsa ini di sibukkan dengan keharusan berpihak pada kelompok tertentu, siap menyatakan ya, atau tidak, siap mengatakan setuju dan tidak setuju. Kita dan segenap bangsa Indonesia digiring dalam sebuah arena pertarungan keberpihakan. Sementara ada tetangga yang semalam dibunuh, diperkosa, di culik dan dianiaya karena persoalan sepele. ini Banalitas yang nyata. sebuah keliaran yang sulit diterima akal sehat. Sebuah sikap atau perilaku yang cenderung melawan etika dan moralitas yang berlaku.

Silahkan pahami. Kekerasan pasti ada, tindakan criminal pasti ada. Namun, yang menjadikan ini tak wajar adalah tindakan yang terus menerus berkembang dari hari ke hari, cara membunuh yang terus bervariasi, alasan yang sepele, nyawa dianggap sebagai sebuah permainan, alasan untuk hilangnya sebuah nyawa bisa sangat disederhanakan. Ada apa dengan kemanusiaan kita ? kemanusiaan bangsa dan warga negara ini ? kadang aku melihat seorang yang beramai-ramai dipukuli karena mencuri helem, kadang pula aku melihat manusia yang memperlakukan manusia lainnya dengan cara malah melewati batas pri-kebinatangan (Binatang saja tak pernah kulihat skalipun dipermalukan seperti itu). 

KRISIS MULTIDIMENSI yang melanda tubuh bangsa ini sejak 1997 hingga kini, tidak saja telah menimbulkan berbagai kehancuran pada sistem fisik (infrastruktur ekonomi, industri, sosial politik), akan tetapi juga pada sistem simbolik. Horrography (horor = menakutkan + graphia = ilmu), yaitu ilmu atau strategi dalam memproduksi citra-citra horor, sehingga menimbulkan efek-efek ketakutan didalam masyarakat, khususnya tentang keindonesiaan atau keislaman pada umumnya. Masihkah kita merasa aman ? sementara tindakan criminal terus menerus mengefektifkan diri dengan cara yang luar biasa diluar dugaan dan cakupan nalar manusia. 

Sebenarnya kau tak perlu menonton film horror, langkah kakimu keluar rumah pun sebenarnya di negara ini sudah cukup horror, untuk beberapa jam kemudian dengan keberadaan mu diluar sana.

Sekarang tanyakan dirimu, tanyakan orang tuamu, tanyakan kerabat dan sahabat mu tanyakan pada para akademisi, tanyakan pada para pakar, ahli dan orang hebat di negeri ini, sekalian dengan ahli supranaturalnya masih kah kita merasa aman di negeri ini ? 

Editor: Nur Aisyah Ramadhani

0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
REDAKSI AKLAMASI © 2016. All Rights Reserved | Developed by Yusran016
Top