Dok. Sulaiman Djaya |
redaksiaklamasi.org - Suatu hari di Madinah, seorang tua sedang melakukan wudu' untuk menunaikan shalat. Secara kebetulan, Imam Hasan Al-Mujtaba dan Imam Husain juga berada di tempat itu dan mereka memperhatikan bahwa orang tua ini tidak melakukan wudu' dengan benar. Namun bagaimanapun, kedua Imam (Imam Hasan dan Imam Husain) kita ini masih belia ketika itu. Dan mereka merasa bahwa orang tua itu akan merasa malu jika dia dibenarkan oleh mereka. Lalu, kedua Imam kita ini mendapatkan ide brilian bagaimana mengajarkan cara wudu' yang benar kepada orang tua ini. Mereka berpura-pura berbantahan satu sama lain.
Imam Hasan Al-Mujtaba berkata kepada saudaranya, "Aku pikir wudu'-ku lebih benar dari wudu'-mu." Imam Husain menjawab, "Tidak, aku pikir wudu'ku-lah yang paling benar." Orang tua itu mendengarkan adu argumentasi mereka. Kini Imam Hasan berbalik kepadanya dan berkata, "Bapak tua, sudikah bapak menilai siapakah wudu'-nya yang paling benar di antara kami?"
Orang tua itu setuju dengan permintaan mereka. Kedua Imam kita tersebut melakukan wudu'. Orang tua itu mengamati secara seksama, dan menyadari bahwa keduanya hampir melakukan wudu' yang serupa. Ia juga menyadari bahwa dia tidak melakukan wudu' dengan benar.
Dia tahu bahwa anak-anak itu sedang berusaha untuk membenarkannya dengan santun. Dia sangat menyukai perlakuan anak-anak itu. Dia berkata, "Ananda tercinta, akulah yang tidak benar dalam melaksanakan wudu'. Terimakasih banyak atas "cara manis" yang telah kalian peragakan yang dapat membimbingku dari kesalahan".
یا أَیهَا الَّذینَ آمَنُوا إِذا قُمْتُمْ إِلَی الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَکُمْ وَ أَیدِیکُمْ إِلَی الْمَرافِقِ وَ امْسَحُوا بِرُؤُسِکُمْ وَ أَرْجُلَکُمْ إِلَی الْکَعْبَین
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, maka basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan usaplah kepala dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki” (Al-Quran Surah Al-Maidah Ayat 6)
Ayat itu menerangkan bahwa wudhu adalah mengusap kepala (dari ubun-ubun hingga batas tumbuh rambut di jidat) dengan sisa basah yang masih ada di telapak tangan, bukan membasuh jidat (karena ayat itu berbunyi ru’usakum), karena jidat sudah dengan sendirinya terbasuh ketika kita membasuh wajah, dan ayat itu menerangkan bahwa wudu' adalah mengusap (bukan menyiram dan membasuh) kaki dengan sisa air (basah) yang masih ada di telapak tangan, karena seruan fagsiluu (basuhlah) dan famsahuu (usaplah) dalam ayat itu sudah sangat jelas.
Catatan Tambahan: Hati-hati yah menuduh kaum lain sebagai sesat kalau kita gak punya ilmu dan hujjah-nya. Jangan-jangan yang sesat adalah mereka yang rajin menuduh kaum lain sebagai sesat (Sekedar selingan cooooooooy). Contohnya di negeri ini belakangan ramai sekali orang-orang yang menuduh bahwa Iran dan Syi'ah itu sesat. Padahal jika tak ada Iran dan Syi'ah, semua Timur Tengah dan negara Islam di dunia ini sudah jadi kacungnya Amerika dan Israel.
SULAIMAN DJAYA
Editor: Andi
Haerur Rijal
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar