Fhazlur Rahman R Maloko Dok. FB

redaksiaklamasi.org – Oleh: Fhazlur Rahman R Maloko (Mahasiswa Pascasarjana UIN Alauddin Makassar)

Pemimpin yang baik, pemimpin yang ramah, terbuka dan tentunya mengayomi masyarakat adalah ikhtiar yang dimiliki hampir setiap lapisan masyarakt bangsa ini, baik padea skala daerah maupun pusat ( presiden ). Pada prosesnya, untuk menasbih sosok yang diikhtiarkan hanya bisa dilakukan dalam moment politik tertentu dalam pesta demokrasi, dan perhelatan eforia demokrasi dalam kurung waktu tertentu sangat menentukan wajah daerah maupun bangsa yang dipimpin, maka dari itu nasib sebuah daerah dan negara sangat tergantung keberadaan pemimpinnya.

Perubahan pemilihan dari otoritas DPR/MPR baik pusat dan daerah menjadi hak penuh rakyat dalam proses pemilihan kepala daerah memberi satu kredit poin bagi kemajuan politik bangsa ini. disamping itu, proses peralihan ini sebagai bentuk pengakuan keberadaan rakyat dalam genggaman sistem demokrasi yang dianut oleh bangsa ini dalam mencari sosok pemimpin yang diinginkan oleh masyarakat. Dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat adalah nilai titipan yang memang tak harus hilang dari sistem demokrasi. Perubahan dinamika politik sepanjang kurun waktu satu dekade lebih ini, menurut banyak kalangan menunjukan tanda-tanda semakin demokratis. Karena rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi diberi ruang demokrasi yang seluas-luasnya untuk memilih pemimpinya dalam hajatan lima tahunan melalui pemilihan (Pilkada).

Realitas yang mengembirakan ini ( Demokrasi yang baik ) tak hanya meninggalkan jejak baik, tapi juga memberi realitas baru bagi pergolakan politik bangsa ini. Pemanfaatan oleh mereka yang pamer kekuatan dalam konstlasi politik semakin gencar di kumandangkan dan bahkan hampir utuh disosialisasikan. Masyarakat yang memiliki hak penuh dalam nomentum domokrasi menjadi ladang "usaha" bagi mereka yang berkepentingan dalam panggung politik.

Politik transaksional adalah salah satu bahaya laten dalam proses politik yang masih sering kita jumpai hampir disetiap sendi sendi kehidupan politik bangsa ini, dan kondisi politik seperti ini akan sangat mengancam eksistensi demokrasi yang substantif. Dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat akan seperti menjauh dengan pemilik kebijakan, dan jika realitas seperti ini dibiarkan maka mental pemerintahan yang dilahirkan akan cendrung bernada pragmatis ( korup ), pemerintahan yang cendrung tidak berintegritas, pemerintahan yang tidak berpihak pada rakyat yang memilih mereka, dan tentunya status kepastian hukum pun akan menjadi tumpul.


Lembaga Survei Independen Nusantara ( LSIN ) dalam hasil penelitannya mengatakan bahwa bahaya laten politik transaksional semakin berkembang dan menjadi hal yang wajar dimata masyarakat pada umumnya. proses politik seperti ini sama halnya dengan pembodohan politik secara massif oleh oknum politik. Jika seperti ini diaminkan maka bukan saja melahirkan pemerintahan yang "gagap" tapi juga berpengaruh terhadap kepemahaman masyarakat akan politik negatif semakin utuh, padahal eoforia politik dalam kurun waktu tertentu seharusnya dijadikan sebagai media untuk melancarkan political educative yang baik kepada masyarakat.

Tulisan kecil ini hanya mau menyampaikan pesan sebagi bentuk refleksi bagi kita semua agar menjadi politik dan pemilih yang baik.

SALAM PILKADA SERENTAK

Editor: Andi Afri Taqbir


0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
REDAKSI AKLAMASI © 2016. All Rights Reserved | Developed by Yusran016
Top