KASRUM HARDIN, Dok. Fb


redaksiaklamasi.org - Ketika banyak terlihat baik disosial media maupun secara Konsepsi Primer terlihat banyak pemuda dan lain-lain, perubahan yang entah karena sosial atau karna candu pujian?

Bicara perubahan sosial itu sah sebagai visi dari setiap otonomi manusia maupun sebuah negara untuk sebagai aktualitas ideologi terlepas darimana kontruksi pengetahuannya. Sebab ideologi telah meniscahyakan sebuah sebuah Pandangan Dunia
sesorang.


Perguruan tinggi dengan visi sosial yang berbasis masyarakat dan bermodalkan paham empirisme yang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian. Basis pengetahuan secara gamblang disebut bahwa perguruan tinggi sebagai bukti legitimasi daripada pengetahuan yang dibicarakan dalam bentuk pendidikan sebagai bukti legalitas ijazah adalah sebuah syarat mutlak gerakan sosial. 

Namun, coba kita lihat historis tapi bukan untuk memperpanjang konflik masa lalu tapi hanya pengingatan kembali seperti kata PLATO. Pengerak revolusi yang hanya berbasis tradisi GHANDI misalnya, secara legalitas seperti disebut diatas tidak bisa dijadikan kemutlakan sebuah gerakan sosial.

Mengunakan Doktrin kemungkinan eksistensi (pujian) yang coba digunakan oleh teman-teman sebagian bergelut di organisasi maupun yang terbentuk secara
kesarjanaan. Bahwa sebagai nilai dari sebuah perjalanan terjung kemasyarakat yang mungkin hanya karena bentuk pengukuhan kampusnya ataupun mahasiswa karena hasil Rapat Kerja organisasinya. Sebuah tanggung jawab kekuasaan yang entah darimana kontruksi konsepnya sehingga begitu kukuh bersosial sementara perjalanannya mungkin baru pertama.



Ada dua kemungkinan yang coba saya gunakan sebagai penilaian konsep sekunder Rasio saya. Pertaman Rapat Kerja yang dibentuk dalam suatu organisasi adalah sebuah tanggung jawab sebagai eksistensi tersebut agar organisasi kemungkinanya bahwa mereka bersosial bukan karena masyarakat tapi karna eksistensi diri dan organisasi tersebut. Namun apa tujuan dari semua itu?

Kemungkinan kedua sosial media dijadikan sebagai panggung kontestasi seperti pendekatan kedua eksistansi kedua tadi seperti tulisan kami sebelum yang berjudul “Ketergantungan Eksistensi SOSIAL MEDIA”. Saya menarik sebuah nilai dari konsep dan Doktrin (penilaian) sesuai dengan apa yang mereka nampakan bahwa Materilsme seperti Kant. Berkodok realisme sosialis sebenarnya CANDU PUJIAN mengejar
kontestasi sebuah politik berbasis kekuasaan dan elitis kalau Ibnu Arabi membahasakannya ialah  Manusia yang kehilangan atribut Kemanusiaanya Insan Hewani.


KASRUM HARDIN (Mahasiswa Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan UIN Alauddin Makassar dan Kader HMI Komisariat Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Cabang Gowa Raya)

Editor: Andi Muh Ridha R


0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
REDAKSI AKLAMASI © 2016. All Rights Reserved | Developed by Yusran016
Top