redaksiaklamasi.org - Oleh : Kasrum Hardin
(Mahasiswa Jurusan
Hukum Pidana dan Ketatanegaraan UIN Alauddin Makassar serta Kader HMI
Komisariat Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Cabang Gowa Raya)
“Perempuan sebagai rumah cinta, Air
Mata Dan Kebangkitan”
Assalamu Alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Para kaum intelktual
saat ini sangat sedikit yang mengkaji Islam dari pandangan secara Kosmik (hubungan
antara Alam, Jiwa dan Tuhan) sehingga muncul berbagai kritik Kaum Ekofeminisme
terhadap Islam. Padahal kita pahami bahwa tradisi kaum intelektual dalam Islam
yang mendalam adalah kembalinya pada Al-Quran dan Hadist, Muhammad SAW sebagai
pusat etika dan moral bagi Manusia dari segala sisi begitupun secara kosmologi
dalam keluarga . Bahkan yang sering muncul yakni isu mengenai relasi perempuan dan persamaan hak. Namun
keyataan menujukan bahwa yang dalam syariat adalah Dominasi laki-laki terhadap
perempuan. Namun apakah hal tersebut adalah bentuk eksploitasi perempuan dalam
Islam?. Hadir pula kritik kaum feminin terhadap Islam. Sehingga inilah yang
mendasar bagaimana pandangan kosmologi perempuan dalam relasi sosial dan kajian
Gender?. Kaum feminin yang mengeritik Islam dalam berbagai aspek.bagaimana
Islam memandang hal tersebut.
Kosmologi Perempuan
Dalam Islam Dalam kosmologi (kosmogoni) adalah tatanan /system / hubungan
antara Alam ,Jiwa Dan Tuhan. Sebagaimana dalam hal ini bahwa nikah / kawin
adalah ketunggalan sebagaimana dalam Teori Tripilisitas bahwa nikah / kawin
yang menyatukan semuanya dalam ketungalan.
Perkawinanan adalah
Tindakan yang menghasilakan sesuatu yang lain atau baru.
Pertama pencipta
dikenal karna ada ciptaan sehingga perkawinan dimulai dari “Perkawinan Tuhan” yaitu antara Zat dan Sifatnya Namun perlu
diketahui bahwa Tuhan dikenal karna disifati oleh jiwa disebut Pensifatan
kepada sifat Tuhan itu sendiri yang mengandung Keindahan dan Keangungannya. Perkawinan
selanjutnya perkawinan jiwa dengan Tuhan, Jiwa sebagai feminin (penerima) dan
Tuhan sebagai Maskulin sebagai (pemberi) yang melahirkan ketenangan, akhlak, ketundukan
sebagai sifat asli jiwa dalam hal ini.
Sebagaimana kita
sebut diatas bahwa kosmologi adalah sebuah sistem /tatanan dan hubungan secara
keseluruhan yang disebut perkawinan Universal (Tuhan, Jiwa dan Alam). Keterhubungan
semuannya tanpa ada hal yang dualiatas dalam penciptaan karna ketika terjadi
Dualita Penciptaan maka tentu dengan konsistensi bahwa ketunggalan itu dari
segala sumber itu juga Dua.
Sebagaimana bahwa
dalam pensifatan terhadap sifat Tuhan mengadung yin dan yang atau keindahan
dan keangungan biasa juga di kenal feminim
dan maskulin .
Selanjutnya
perkawinan antara pena dan lembaran
sebagai tanda kekuasan akibat banyak ahli kosmologi memamadang Tanda sebagai
sifat- sifat Ilahi dan Realiatas Hakiki dalam mengukir seperti misalnya keindahan dan keangungan .
Disini kita telah pahami
bahwa sifat-sifat Allah Swt terbagi menjadi Dua bagian yang paling komlementer yin dan yang atau keindahan dan keangungan Tuhanep. Seperti Keindahan Misalnya, Maha
Penyayang, Maha Pemberi dan Maha Pengasih. Keangungan misalnya, Maha Kuasa ,
Maha Perkasa dan Maha Pengatur. Ini dua tangan Ilahi tetapi bukan Dualitas Ilahi
atau Penciptaan.
Allah Swt berfirman
dalam Al-quran: “Dan segala sesuatu Kami
ciptakan berpasang-pasangan” (QS. 51; 49) dan juga “Allah menciptakan laki-laki dan perempuan berpasang-pasangan” (QS. 53;
45).
Wahyu diatas telah
jelas dipertegas bahwa semua apa yang diciptakan itu kemudian
berpasang-pasangan dengan yang lain. Artinya pada prinsip ini adalah penciptaan
Tuhan bisa dipahami dalam “Nun”, “Demi pena dan apa yang dituliskannya”
dalam proses penciptaan atau gamblangnya bahwa untuk menulis dengan pena tentu
membutuhkan Lembaran sebagai tempat yang akan diukir dari pena tersebut. Muatan
– muatan yang terdapat dalam pena seperti “yang”
atau kengungan dan akal bemuatan
keindahan “yin”. Disini dapat kita
analisa mengenai kaitan atau keterkaitan kedua hal tersebut. Analisis dalam Kosmologi
terhadap Penciptaan Pena dan Lembaran untuk Tuhan menciptakan segala Alam
semesta maka ia seperti “pena” untuk
mengukir pada Lembaran tersebut .
Pena diartikan sebagai
sifat yang bermuatan tentang Keilahiaan sementara Lembaran adalah sesuatu yang
aktif dalam kosmik bahwa pena tidak berarti tanpa ada lembaran karena lembaran
tersebut termuat tulisan dari pena yang aktif . Seperti halnya pena disebut “akal pertama” dan lembaran disebut “jiwa universal” dalam relasi terhadap
sang tunggal. Akal bersifat reseptif dan dalam hubunganya denga jiwa universal.
Pena akan aktif dalam hal ini jiwa dalam diri Manusia memiliki
kualitas-kualitas akal pertama dan jiwa universal. Pena dan Lembaran mengukir
dan melukiskan metode kerja dari keindahan dan keangungan perempuan dalam jiwa
feminin seperti yang dijelaskan diatas, pada tataran eksistensi spritualitas
atau yang tampak sampai pada manusiawi.
Kedua hal ini saling
keterhubungan tanpa salah satunya yang lainnya tidak berguna atau tak bermakna.
Sebagaimna ungkapan kata Rumi “Ruh tidak
berfungsi tanpa badan dan tanpa Ruh jazad layu dan dingin,keduanya mengatur
urusan dunia”. Inilah hubungan kosmik dari keduanya, saling terhubung dan
ketergantungan dalam arti relasi.
Kesimpulannya,
Kosmologi adalah hubungan antara Tuhan, Jiwa dan Alam yang di dalamnya terdapat
tatanan atau sistem dan keterhubungan satu dengan yang lainnya. Sebagaimana
dalam berapa kritik barat terhadap Islam dapat dijawab bahwa dalam Islam semua
memiliki keterhubungan bukan bentuk dominasi antara laki-laki dan perempuan,
akan tetapi keduanya saling terhubung dan membutuhkan dalam penyingkapan
realitas objektif yang hakiki.
Perempuan sebagai
lembaran yang tertulis keindahan tuhan atau bisa disebut juga sebagai Manefestasi Tuhan Di Alam, dan itu
merupakan keistimewaan tersendiri bagi kaum perempuan sebagai feminin (penerima)
wahyu atau Tulisan dari Pena tersebut.
Secara Kosmik bahwa Perempuan
adalah Rumah Cinta bagi Lelaki sebagaimana lembaran yang mau disingkap tentang
cintanya yang dalam dan keindahan sert kelembutanya, agar jiwa kembali pada
sifat aslinya yaitu ketundukan, ahlak dan bermoral agar mampu menciptakan
ketenangan atau mutmainnah dalam keluarga demi terciptanya keluarga Sakinah,
Mawaddah dan Warahmah.
Editor: Andi Haerur Rijal
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar