redaksiaklamasi.org - Lagi dan lagi,
malam menghayal hingga datangnya pagi. Merenung pada ukiran langit yang belum
jelas kapan akan bangkit.
Tanganku
seakan menggenggam sesuatu, sesuatu yang ditemukan dari gerumunan eja hingga
menyatu pada tanda-tanda.
Apakah
ini yang disebut tanggung jawab?
Menggantung harapan demi menciptakan perubahan, atau munafik atas jurang penghargaan.
Sulit
demi sulit menjadi tanda tanya berparas lugu, atas apa yang disebut kolot dan
kaku.
Sumpah
aku bingung.
Bingung tentang kalimat adil
Bingung tentang sesuatu yang kerdil
Bingung tentang dunia yang sedang hamil
Semua menjadi bingung dan tak ada hasil
Bingung tentang kalimat adil
Bingung tentang sesuatu yang kerdil
Bingung tentang dunia yang sedang hamil
Semua menjadi bingung dan tak ada hasil
Bagaimana
bila langkah yang ku pinang tak mengubah
Hanya melekat tingkah gegaba
Dengan goresan yang tak seberapa
Hingga akhirnya tak mengubah apa-apa.
Hanya melekat tingkah gegaba
Dengan goresan yang tak seberapa
Hingga akhirnya tak mengubah apa-apa.
Janganlah
mengikutiku,
Jejak yang ku buat munafik
Jalan yang ku lewati mencekik
Dengan bayangan langkah yang mistik
Dan semua itu tidak asik.
Jejak yang ku buat munafik
Jalan yang ku lewati mencekik
Dengan bayangan langkah yang mistik
Dan semua itu tidak asik.
Mungkin
aku hanya bisa berharap.
Berharap bahwa semua yang ku lakukan semata-mata dongeng pencarian, mencari atas apa yang belum diberi nama dan apa yang belum diberi tanda.
MUH FIRMAN RUSYAID (Mahasiswa Jurusan Peradilan Agama UIN Alauddin Makassar,
Ketua SIMPOSIUM Sulawesi Selatan, Anggota di Taman Baca serta kader HMI
Komisariat Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Cabang Gowa Raya)
Editor: Andi Muh Satriansyah
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar