LEMBAGA PERS MAHASISWA ISLAM (LAPMI) |
redaksiaklamasi.org - Lapmi yang
merupakan sebuah lembaga sayap dari organisasi kemahasiswaan yakni, Himpunan
mahasiswa Islam (HmI). Organisasi yang berdiri pada tanggal 14 rabiul awal 1366
hijriah atau bertepatan dengan 5 februari 1947 masehi ini, juga turut andil
dalam pembentukan sejarah pasca kemerdekaan. Berbagai peristiwa yang dihadapi
indonesia setelah merdeka, seperti kembalinya para penjajah (belanda) ke
indonesia setelah kekalahan jepang terhadap sekutu. Hal yang menjadikan para
pemuda kembali mengobarkan semangat untuk mengusir negara penjajah dari negara
yang baru merebut kemerdekaannya ini.
Terlepas dari itu,
hmi juga berperan aktif dalam pembebasan dominasi kekuasaan oleh pemerintah
indonesia sebagaimana pembungkaman dan kesewenang-wenangan terhadap rakyat.
Sikap otoriter yang di praktikkan oleh pemerintah orde baru dalam menjalankan
pemerintahan, mengakibatkan rakyat merasa kembalinya atmosfir penjajahan di
negara indonesia. Penindasan yang tertuang dalam bentuk perampasan hak,
diskriminasi, budaya patriarki dan demokrasi ekonomi yang tidak berjalan.
Kepenguasaan sarana produksi dan pangan oleh segelintir orang, mengakibatkan
pertumbuhan populasi kemiskinan juga semakin membesar.
Pemisahan tanah dari
petani menjadi hal biasa bagi penguasa. Dengan menjadikan negara sebagai alat
legalisasi penindasan dan sistem demokrasi liberal sebagai penguatan paham
kapitalisme, yang hingga kini menggerogoti segala aspek kehidupan kita.
Sejalan dengan
ketimpangan ini dan sesuai dengan apa yang tertuang dalam anggaran dasar pasal
6 dan 9 mengenai sifat independen dan perjuangan, maka kami pun hadir dalam
bentuk penelitian, riset, tulisan sebagai perjuangan dalam pembebasan jeratan
ketimpangan yang semakin melebar. Dengan di wadahi oleh HmI, maka lembaga sayap
atau lembaga pers mahasiswa islam disingkat Lapmi hadir dalam pendiskusian
melalui wacana tulisan.
Tidak hanya itu,
dengan semakin nampaknya krisis pemberitaan media maenstriem di tengah-tengah
kehidupan kita juga semakin membuat masyarakat jauh dari realitas sesungguhnya.
Hal demikian bisa kita lihat dari tidak etisnya berbagai siaran, serta
kecendrungan muatan berita terhadap aliran positivistik dan liberal. Pemburaman
realitas oleh media maenstriem tidaklah terjadi begitu saja, tetapi media
maenstriem hingga kini menjadi tunggangan suatu ideologi yang pro dengan
ketimpangan kehidupan masyarakat. Alat yang selain menjadi tunggangan ideologi
juga sebagai propaganda penguatan hegemoni kelas penguasa. Dan tak terlepas
dari kehidupan di kampus kita saat ini juga.
Hal yang kini juga
melatar belakangi lahirnya Lapmi sebagai media mahasiswa islam dengan bentuk
media tandingan yang pro pembebasan. Selain sebagai alternatif kita dalam
melakukan perlawanan, juga sebagai pemacu budaya literasi mahasiswa yang tidak
hanya turun ke jalan tetapi juga mengkaryakan perlawanan kita dalam tulisan.
Demi terciptanya tatanan masyarakat yang adil dan makmur, maka kami mengajak
kawan-kawan dalam menyumbangkan buah pikiran berupa tulisan maupun video
dokumenter yang penuh penghayatan dan keberpihakan.
Ingatlah perjuangan
kita belum selesai . Setiap generasi memiliki masa, dan hari ini adalah masa
kita maka dari itu korbankan jiwa militan yang juga terselip dalam masa mudamu.
Bebaskan mereka sebelum terhanyut dalam kemalasan , hingga tak tahu lagi bahwa
manusia memiliki kesadaran yang bebas dan merdeka. Dan ingat ! karya yang
baik adalah karya yang bermanfaat bagi orang banyak , karya yang lahir dari
nurani kesadaran kita akan ketimpangan yang mereka ciptakan.
Sedikit kutipan dari
pepatah italia:
"Scripta
manen verba polen (semua yang tertulis akan mengabadi, dan semua yang terucap
akan lalu bersama angin)".
Yakin
Usaha Sampai.
Salam!
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar