Reporter: Andi Muh Ridha R

(FOTO: SUASANA DISKUSI PUBLIK SOLIDARITAS BARA_BARAYYA DI PELATARAN BELAKANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM KAMPUS II UIN ALAUDDIN MAKASSAR, SAMATA-GOWA, DOK. ANDI MUH RIDHA R)
 
redaksiakalamasi.org Rencana penggusuran paksa lahan 28 Kepala Keluarga milik warga berdasarkan Surat Kodam VII Wirabuana Nomor: B/614/III/2017 perihal Pengosongan lahan okupasi milik Sdr. Moedhinoeng Dg. Matika (Alm), tertanggal 6 Maret 2017 yang terletak di sebelah Barat dan Timur di luar dari Asrama TNI Bara-Barayya, Kelurahan Bara-Baraya, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan menuai begitu banyak penolakan dari warga. 

Penolakan tersebut disampaikan oleh Kakanda Ungke sebagai narasumber dalam Dialog Publik yang bertemakan “BARA-BARAYYA ANTARA PENGGUSURAN DAN PRAKTEK KEANGKUHAN MILITER”, Pelataran Belakang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Kampus II UIN Alauddin Makassar, Samata-Gowa, Sulawesi Selatan. (21/03/2017).

“Kami sampai saat ini masih menolak karena kami sebenarnya itu mempunyai alasan dan hak yang kuat dan kenapa kami masih bertahan disitu karena kami punya alasan yaitu akta jual beli dan sertifikat” Ujar Ungke.

(FOTO: SUASANA DISKUSI PUBLIK SOLIDARITAS BARA_BARAYYA DI PELATARAN BELAKANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM KAMPUS II UIN ALAUDDIN MAKASSAR, SAMATA-GOWA, DOK. ANDI MUH RIDHA R)

Dialog Publik tersebut pula dihadiri oleh sebahagian mahasiswa yang kemudian mahasiswa tersebut juga ikut andil dalam perjuangan melawan penggusuran.

Ungke pun menyampaikan bahwa tujuan adanya dialog ini di kampus ialah agar kaum intelektual dalam hal ini mahasiswa, dapat terjun langsung dilokasi penggusuran dan berjuang bersama warga bara-barayya dalam melawan penggusuran dan penindasan.

“Tujuan utama itu dari dialog ini ialah kami berharap dari teman-teman mahasiswa atau adek-adek mahasiswa untuk terjun melihat warga yang sedang dalam masalah yang dalam hal ini recana penggusuran paksa dari pihak kodam VII wirabuana yang kemudian hari ini kenapa kami hadir harapan kami itu ialah itulah yang paling utama yang kami harapkan semoga teman-teman mahasiswa atau adek-adek mahasiswa bisa datang tinjau lokasi untuk sama-samalh kita berjuang disitu, intinya tujuan utamanya itu kami butuh bantuan adek-adek mahasiswa atau teman-teman mahasiswa dan ita kan sama-sama berjuang. Solusinya ialah tetap pada yang sama yang mana kami berharap dan sama-sam berjuang demi keadilan” Tegas Ungke.

(FOTO: SUASANA DISKUSI PUBLIK SOLIDARITAS BARA_BARAYYA DI PELATARAN BELAKANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM KAMPUS II UIN ALAUDDIN MAKASSAR, SAMATA-GOWA, DOK. ANDI MUH RIDHA R)

Sementara itu, Muhaimin Malaba akrab disapa Bung Malaba yang juga salah satu Mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang hadir pada Dialaog Publik tersebut juga menyampaikan hal sama dan berharap mahasiswa dapat berkontribusi untuk proses advokasinya. 

“Semoga dengan adanya diskusi tadi, seperti apa yg diharapkan warga bara baraya, mahasiswa dapat berkonstribusi untuk proses advokasinya dalam hal ini mahasiswa UIN Alauddin Makassar. Karena jelas masalah warga bara baraya adalah masalah mahasiswa, apalagi dengan bukti bukti yang sdah dijelaskan tadi tdk alasan lagi buat teman2 mahasiswa untuk tdk bergabung dlm perjuangan mahasiswa bara baraya tak terkucuali saya sebagai mahasiswa UIN Alauddin Makassar.” Ungkap Malaba.


0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
REDAKSI AKLAMASI © 2016. All Rights Reserved | Developed by Yusran016
Top