redaksiaklamasi.org – Oleh: Iwan
Mazkrib (Mahasiswa Jurusan Hukum Acara Peradilan Agama dan Kekeluargaan
UIN Alauddin Makassar serta Wakil Sekertaris PPPA HMI Komisariat Syariah dan
Hukum UIN Alauddin Makassar Cabang Gowa Raya Periode 2016-2017)
Resah menggeluti
tubuh yang kian lama terkungkung rasa lelah
Rutinitas ubahnya tak
berulang menggulung penglihatan si awam
Dipikirannya mereka
hanya menyaksikan keliru teramat tua dan rapuh
Dikemukakan kalimat
yang begitu asing mengusik pendengaran yang semakin kusam
Aduh, ternyata
bernyali beresiko tinggi
Hanya pada keberanian
akhirnya melahirkan benturan
Gelap seketika
meraba, sesaat pula beranjak pergi
Ucapan terguyur
cairan merah mengerikan
Jawaban dari
pertanyaan adalah masa depan berbelok haluan
Menyedihkan terbayang
hanya untuk seperti orang lain
Benang menggulung
pada bibir yang berusia lama
Teriak di jalan-jalan
kota pun penuh pertimbangan dalam batin
Katakanlah bahwa
perbuatan melukis hari esok memang pekat
Tanpa sadar mengejar
mimpi tersimpan pada taburan jejak langkahnya
Hegemoni tempat
berpijak kadang jadi acuan lalu terpahat
Tatkala meninggalkan
cinta yang lama tumbuh dalam dirinya.
Masih ada zikir
menggetarkan hati.
Gowa, Februari 2017
Editor: Nur
Aisyah Ramadhani
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar