redaksiaklamasi.org - Dalam setiap alur sejarah peradaban manusia, efektifitas kinerja manusia sebagai pelaku peradaban dan bahkan bisa nejadi sasaran peradaban, manusia secara evolutif dibangun diatas norma norma dan kualitas etika positif dan bahkan menjelma sebagai sebuah kebudayaan. Jika ini di analisi lebih lanjut maka manusia akan memasuki era pencerahan seakan tanpa batas, seprti apa yang dibahasakan oleh Zig Zigler (1995) bahwa konteks ini diidealisasikan sebagai norma norma pendidikan, yang meniscayakan eksistens dan esensi guru di dalamnya. Karena paling tidak berbicara soal norma pendidikan guru menjadi ujung tombak yang secara evilutif mampu melahirkan manusia manusia yang memiliki norma dan hidup dengan beretika.
Guru merupakan anak panah dalam pendidikan yang merumuskan proses kemanusiaan dan pemanusiaan menjadi hal yang terpenting adalah suatuh amana atau peran yang sudah lama diemban oleh guru sepanjang sejarah pendidikan khususnya pendidikan formal. Dari dulu hingga saat ini dari agenda, fungsi sampai pada pelaksanaan kegiatan yang ditampilkan oleh pelaku pendidikan (guru) masih tetap sama dan tidak berubah yakni menyelenggarakan proses pendidikan dan senantiasa berdialek dengan ruang kelas (proses belajar mengajar), maka dari itu tidak lah berlebihan dan bahkan pantas dan meniscaya jika posisi dan peran mereka harus diapresiasi denga sebutan sebagai ujung tombak dalam proses memanusiakan manusia (humanisasi).
Guru selain menjadi sosok yang urgen dalam proses pelaksanaan pendidikan guna melahirkan manusia yang baik, secara perilaku guru juga memiliki tingkat penampilan secara berbeda secara visiual dengan masyarakat biasa yang notabenennya yang berprofesi bukan guru. Guru dalam perilaku sosial sebagian besar sangat menjaga nilai manusiawi, tanpa pretensi dalam melakukan sesuatu demi untuk tampil eksentrik, norak apalagi glamor yang dengannya sehingga tampilan secara sosial yang mereka tonjolkan sangat mencerminkan kapasitasnya sebagai seorang guru yang berkepribadian.
Maka dari itu pantas kiranya jika guru dalam term bahasa jawa diartikan sebagai di guguh tentunya oleh peserta murid dan juga oleh masyrakat pada umumnya. Disamping itu guru juga merupaka pekerjaan, profesi, subjek yang sangat besar dan sangat memiliki peran dalam mamberikan sumbangannya dalan membangun mualitas manusia masa depan.
#SelamatHARDIKNAS
#HanyaRefkektif
Oleh: Fhazlur Rahman R Maloko (Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar)
Editor: AHR
0 komentar Blogger 0 Facebook
Posting Komentar