A. M. Safwan. (redaksiaklamasi.org/Harfansa Putra Pratama)


redaksiaklamasi.org - Menemukan Puasa lewat Kegelisahan kita

Doa Iftitah: Doa Orang yang GELISAH yang Memuji Kehidupan

TAKUT (khauf) adalah suatu kondisi psikologis manuisia yang menjadikan manusia secara alami ingin menjauhi yang ditakutinya, sebuah sikap alamiah yang wajar. Takut menjadikan manusia terus berHARAP (raja') agar objek yang ditakuti tidak menghampirinya. 

Jadi, HARAPAN dalam hal ini akan menguat seiring dengan menguatnya rasa TAKUT.
TAKUT dalam hal ini akan selalu sebanding dengan HARAPAN, Satu dengan lainnya tidak melebihi tingkatan yang lainnya. Oleh karenanya, rasa takut yang tinggi akan mendorong HARAPAN yang tinggi. Bagaimana dengan sebaliknya, orang yang memiliki HARAPAN yang tinggi, juga dapat dipastikan akan memiliki rasa TAKUT yang tinggi yang muncul karena KHAWATIR harapannya tidak terpenuhi. 

Dengan demikian hubungan antara TAKUT dan HARAPAN melahirkan dinamika kekhawatiran yang pada tingkat tertentu diri manusia akan mengalami kegelisahan. Jadi, KEGELISHAN manusia adalah eksistensi dari kondisi alamiah TAKUT dan HARAPAN yang ada pada diri manusia (realisme instingtif). 

Mungkin, hari-hari ini manusia modern/posmodern semakin GELISAH dengan hidupnya yang ada dalam tingkat ketidakpastian secara sosial, ekonomi, politik, budaya, hukum. Semua aspek itu dalam tingkat tertentu kita merasakan suasana ketidakadilan dan dominasi/hegemoni serta kekerasan serta kehampaan dalam sebuah pertanyaan untuk apa semua ini? dicari, didapat, dilepas, dicari, belum tentu didapat, dilepas sudah pasti. 

Kita memiliki hidup, kita akan melepaskan atau dilepaskan oleh hidup ini dengan kematian. Kematian secara fitrah tentu membuat manusia TAKUT, karena itu berarti akan melepaskan kehidupan yang INDAH, tetapi juga seringkali, kehidupan yang sumpek, penuh tekanan dan kekerasan, manusia melihat BURUKnya kehidupan ini, sehingga manusia menjadikan bayangan tentang KEMATIAN sebagai jalan untuk keluar dari himpitan itu (kematian moral/etik) .

Begitu berat jika KEMATIAN menjadi jalan keluar dari kesumpekan dan himpitan manusia. Jika kita sudah melihat hidup ini tidak INDAH lagi dengan banyak hal yang menakutkan di dalamnya, tentu kita tidak berharap mengambil jalan pintas kematian karena itu juga menakutkan. Jika kedua ketakutan itu bertemu, kepada apa lagi kita bisa berharap?
Doa ifitah yang rutin dibaca di malam-malam ramadan mengajarkan, agar kita banyak memulai memuji kehidupan melalui poros pandangan dunia ILAHI:


" YA Allah yang segala sesuatu adalah milikNya!
Apapun milik seseorang semata karena pemberianMu
Apapun tahap kesempurnaan yang dicapai seseorang
semata karena anugerahMu


Kesempatan untuk berdoa pasti juga karena anugerahMu
Ya Allah berikanlah kami kesempatan untuk berdoa
Begitu banyak dari hambaMu di dunia ini lalai dari
mengingatMu


Ya Allah seandainya Engkau tidak menggengam tangan-
tangan kami, niscaya kami akan termasuk diantara
mereka yang lalai, apapun yang ada ini semua berasal
nikmat pemberianMu"


Kita menemukan arti puasa bagi orang yang gelisah dengan DOA. Puasa tanpa banyak berdoa, seperti orang yang kelaparan padahal banyak makanan. 

Kita berpuasa tidak makan dan minum
Tetapi kita terus bisa berbuka dengan DOA


Sebab DOA adalah makanan dan minuman bagi JIWA yang GELISAH.
Oh ruginya berpuasa tanpa DOA 


Puasa adalah KEHIDUPAN orang yang BERDOA 


Wallahu'alam bi al shawab
Salam atas Nabi al Mustafa Muhammad Saw.
Sayyidul Wujud KhataminNabiy



Oleh : A. M. Safwan (Pengasuh Ponpes Mahasiswa Madrasah Muthahhari RausyanFikr)

Editor: Harfansa Putra Pratama


0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
REDAKSI AKLAMASI © 2016. All Rights Reserved | Developed by Yusran016
Top